#Kuasa Injil – 1

Februari tahun 1982, saat pertama diajak PA oleh teman, sepulangnya saya menulis di dalam buku harian saya ‘This is it!. Lama sekali saya menantikan ini’. Sejak saya menerima Kristus di usia 12 tahun, iman saya mengembara tak tentu arah dan menantikan sesuatu tetapi tidak tahu apa itu. Pemuridan di Navigator kemudian menjadi jawabannya. Tetapi bukan ini yang saya mau ceritakan 🙂

Saat awal dimuridkan, Kis. 16:31 sangat berkesan bagi saya; janji bahwa seisi keluarga saya akan diselamatkan. Ttetapi, panggilan di Navigator menuntun saya untuk meminta lebih dari Tuhan. Saya meminta melalui Kis. 16 tersebut bahwa tidak hanya seisi keluarga besar saya (masih banyak yang M atau saudara sepupu) akan diselamatkan, tetapi supaya mereka menjadi pekerjaNya.Bertahun-tahun kemudian, Tuhan memang menggenapi janjiNya dan berkenan menjawab doa saya. Beberapa dari mereka kemudian menjadi percaya (dari M) dan terus aktif menjangkau dan berbuah buah hidupnya sampai sekarang. Tetapi bukan ini juga yang mau saya ceritakan.

Adik bungsu saya (anak nomer 10), sangat liar kehidupannya sejak ditinggal ibu kami. Memberontak, menikah dengan preman dan punya anak sebelum menikah. Kemudian hari suaminya diceraikannya dan pacaran dengan lelaki lain di kampung yang juga preman (orang M).

Suatu hari pacarnya berkelahi dengan pemuda lain di desa dan melukainya sehingga dia melarikan diri dari desa ke Kalimantan Timur karena polisi juga mencarinya.Saya kehilangan kontak beberapa tahun dengan adik saya ini.

Suatu kali saya memperoleh nomer telepon pacarnya dan mencoba menghubungi. Rupanya mereka menikah di Kaltim sana dan pindah ke Ogan Komering Ilir, bekerja di kebun kelapa sawit sebagai kuli pemetik buah.

Dalam masa-masa pelariannya, rupanya adik saya ini menerima Kristus secara pribadi. Saat kemudian ketika saya bisa meneleponnya, dia menceritakannya. Saya mengundangnya dan dia bersama satu anaknya menginap di rumah kami selama 3 minggu. Banyak hal terjadi rupanya, termasuk suami dan mertuanya di OKI yang masih belum percaya dan M.

Saat di OKI dan sesudah bertobat, adik saya mengajak suaminya ke desa untuk ke kantor polisi dan juga menemui pemuda yang berkelahi dengannya. Tujuan nya adalah untuk berdamai dan menyelesaikan masalah pelariannya. Proses berjalan lancar sehingga saat saya undang untuk pertemuan keluarga besar di desa, mereka berdua dia bisa bergabung tanpa persoalan lagi.

Dalam 2 tahun terakhir ini, adik saya meminta saya untuk menolongnya bertumbuh dalam Kristus dan juga memenangkan suami serta mertuanya. Hampir setiap hari saya mengiriminya dengan renungan saat teduh dan memuridkannya secara alamiah.

Kehidupan terus berlangsung dan perjalanan masih panjang, tetapi kuasa Injil tidak diragukan mengubah kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *